Oleh Sr. M. Rachel, OSF, S.Pd.
Pembelajaran adalah kegiatan utama di kelas. Pembelajaran melibatkan empat komponen di dalamnya, seperti guru, siswa, lingkungan, dan media. Guru adalah seseorang yang memiliki fungsi mengembangkan potensi siswa, mentransfer pengetahuan, dan mendidik. Siswa adalah seseorang yang siap mengembangkan potensi dirinya, pengetahuan, dan sikap. Media adalah alat yang menjadi perantara guru dalam mengembangkan potensi pengetahuan, dan sikap siswa. Lingkungan adalah sarana sekolah yang mendukung tercapainya pengembangan potensi, pengetahuan,dan sikap siswa.
Seiring perkembangan teknologi, media pembelajaran yang umum digunakan di banyak sekolah adalah LCD projector. Banyak sekolah telah mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan papan tulis dan menggantinya dengan media pembelajaran yang lebih modern, seperti LCD projector dan TV. Namun di SD Marsudirini, papan tulis masih merupakan media pembelajaran utama di kelas yang digunakan guru untuk mengajarkan baca, tulis, berhitung, menjelaskan materi pelajaran, menggambarkan grafik, atau melakukan evaluasi.
Sekarang ini, papan tulis sering dianggap kuno dan ‘remeh’ manfaatnya. Ada yang beranggapan bahwa papan tulis adalah media pembelajaran yang kuno dan tidak efektif. Padahal beberapa fungsi papan tulis ada yang tidak dapat digantikan oleh media modern lain.
Penggunaan papan tulis jika digunakan dengan benar dan tepat akan berdampak pada peningkatan hasil belajar dan memotivasi disiplin positif dalam pembelajaran siswa. Papan tulis dapat digunakan beriringan dengan pemanfaatan tehnologi digital yang ada.
Penggunaan papan tulis sebagai media pembelajaran memiliki relevansi yang signifikan dalam konteks pendidikan dasar. Papan tulis telah lama digunakan sebagai alat komunikasi utama antara guru dan siswa di kelas. Interaksi langsung antara siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, dapat membangun dan meningkatkan interaksi sosial siswa. Selain itu, penggunaan papan tulis juga dianggap memiliki potensi untuk menciptakan lingkungan belajar yang terstruktur dan teratur, yang dapat berkontribusi pada pembentukan disiplin positif siswa.
Penggunaan papan tulis bukan hanya alat untuk menyampaikan informasi tetapi juga merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan interaksi, keterlibatan siswa, dan manajemen pembelajaran. Papan tulis juga sebagai bagian dari pendekatan yang lebih luas terhadap disiplin positif di sekolah, Sebagai contoh, guru dan siswa dapat menggunakan papan tulis untuk menuliskan poin-poin kesepakatan kelas yang harus dilaksanakan agar suasana kelas menjadi nyaman, menuliskan pengumuman dari sekolah agar siswa tidak lupa atau menuliskan siswa yang paling rajin melaksanakan piket, paling aktif meminjam buku di perpustakaan, dan lain-lain. Dalam proses belajar mengajar, guru secara tidak langsung juga melatih kepekaan siswa. Saat papan tulis sudah penuh tulisan, maka siswa belajar peka membantu membersihkan papan tulis. Ini semua berkontribusi untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung peningkatan motivasi dan disiplin positif di antara siswa.
Penggunaan papan tulis secara nyata dapat sebagai sarana untuk membangun kepekaan dan keterlibatan siswa, menghargai orang lain, serta menumbuhkan perilaku yang baik di antara para siswa.
Tugu muda di Semarang
Dari jauh terlihat jelas
Rajin belajar sejak sekarang
Biar tidak tinggal di kelas.
Kepala sakit kuping berdengung
Lihat uang tiada di saku
Kalau kamu sedang bingung
Lebih baik membaca buku