Oleh: C. Heni Susilowati, S.Pd.
Apakah menulis itu? Menulis yaitu suatu kegiatan berkomunikasi berupa sebuah penyampaian pesan yang berisi informasi secara tertulis dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media tempat menuangkan atau mengungkapkan sebuah gagasan dan pikiran yang dimilikinya. Proses ini sangat panjang untuk siswa siswi yang menjalaninya. Kegiatan membaca dan menulis ini dibiasakan sejak dini.
Sejak masa pra TK kegiatan menulis ini sudah awali dengan kegiatan mencoret. Anak-anak melakukan kegiatan mencoret di rumah masing-masing, Orang tua memfasilitasi kegiatan ini dengan menyajikan buku gambar dan pensil atau alat mencoret lainnya, bahkan merelakan tembok rumah untuk di coret-coret. Biasanya kegiatan ini akan berhenti setelah anak-anak masuk pendidikan sekolah dasar. Anak-anak mulai menyadari kegiatan menulis yang benar adalah di buku, bukan di tembok lagi. Orang tua pasti memberikan nasihat agar anak-anak menulis di buku tulis bukan di tembok lagi, orang tua akan membuat kesepakatan bersama anak-anak yaitu akan mengecat tembok rumah tetapi anak-anak tidak boleh mencoret-coret lagi.
Siswa siswi yang sudah menjalani di sekolah dasar belajar menulis dengan diawali kegiatan paling dasar yaitu mengenal huruf yaitu dengan membaca huruf kemudian menyalin huruf dengan langkah-langkah yang benar. Setelah mengenal huruf, kegiatan selanjutnya adalah belajar menulis kata sederhana. Kegiatan ini dilakukan berulang-ulang sampai siswa siswi paham. Kegiatan membaca dan menulis ini harus dilakukan secara rutin di kelas rendah yaitu kelas satu dan dua. Kegiatan ini disebut kegiatan membaca permulaan.
Membaca permulaan terdiri dari beberapa komponen yaitu pengenalan kata yang menekankan pada pengenalan kesamaan antara simbol lisan dan tulisan, memahami apa yang dibaca atau memahami maknanya, mengharapkan reaksi terhadap apa yang dibaca. Di kelas, langkah-langkah pembelajaran ini diawali dengan mengenal unsur huruf, merangkai huruf menjadi satu kata, merangkai suku kata menjadi kata. Keterampilan membaca permulaan ditekankan pada ketepatan lafal, ketepatan intonasi, kelancaran, kejelasan suara, dan membaca utuh. Para guru melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa-siswi dengan brebagai cara. Misalnya memberikan kesempatan membaca teks di buku atau tulisan di papan tulis saat kegiatan belajar mengajar, melatih cara membaca dengan intonasi dan lafal yang benar, serta mengajak siswa siswinya membaca di perpustakaan.
Kegiatan menulis permulaan merupakan kelanjutan dari membaca. Tujuannya adalah agar anak-anak mampu menulis dengan benar, jelas, teliti dan mudah dibaca. Dalam melatih kemapuan menulis maka siswa siswi harus mengenal huruf, kata, dan kalimat. Guru membantu mempersiapkan siswa siswinya dengan melatih koordinasi jari-jari tangan saat memegang alat tulis dengan benar untuk melatih motorik halus. Untuk membangun keterampilan menulis, guru membantu siswa siswi menulis dengan bentuk yang benar dan proporsional. Guru membantu merangkai huruf menjadi kata-kata sederhana dengan menggunakan suku kata yang telah dikuasai. Guru membantu siswa siswi menyusun kata menjadi kalimat yang memiliki struktur dan arti yang benar. Srtuktur penulisan awal ini membantu para siswa siswi memahami dasar-dasar menulis dan membangun kemampuan menulis yang baik dan benar.
Usaha yang dilakukan para guru di sekolah dasar agar para siswa siswi senang membaca dan menulis permulaan ini yaitu dengan membacakan mereka buku cerita secara rutin di dalam kelas atau di perpustakaan. Menumbuhkan kebiasaan membaca buku cerita sejak dini dapat membantu anak-anak tumbuh dengan pondasi literasi yang lebih baik. Pondasi literasi yang baik akan menjadi dasar bagi anak-anak untuk mencintai belajar dan memahami materi pelajaran dengan lebih mudah.