Oleh: Giri Wijaya, S.Pd.
Hidup manusia adalah sebuah perjalanan/peziarahan. Dalam perjalanan itu ada suka ada duka, ada tangis dan ada tawa. Perjalanan tersebut menginspirasi saya untuk memembuat suatu karya untuk memaknainya misalnya dengan bernyanyi atau berangan-angan untuk sebuah syair lagu atau puisi, atau bahkan cerita. Sesuatu yang muncul dari perjalanan tadi ada yang sempat saya tulis dalam bentuk puisi, ada yang menjadi lagu, namun juga ada yang kadang terlupakan begitu saja.
Tulisan saya tidak langsung di kertas atau diketik, namun biasanya saya tulis di HP, atau langsung di media sosial facebook, karena kadang inspirasi itu muncul begitu saja/spontan, jadi tidak sempat membawa alat tulis. Berikut ini beberapa hasil inspirasi yang sempat saya tulis.
Puisi ini terinspirasi dari perjalanan berangkat atau pulang dari bekerja kemudian hujan.
'HILANGLAH DAHAGA
Akhirnya
Hujan tiba
Tanpa disangka
Walau hanya sementara
Namun segar raasanya
Tuk sejenak hilangkan dahaga
Bagai pengembara
Di padang belantara
Temukan air di sana
Hahahahahahahaha
Iapun tertawa Bahagia
Bersyukur dan memuji nama-Nya
MALUKU SIANG ITU
Siang itu hujan turun deras sekali
Pakai mantol berasa tak berarti
Kuputuskan untuk berhenti
Di depan rumah dengan pintu terbuka lebar sekali
Ah baik sekali orang ini, pikirku dalam hati
Kulepas mantol dan duduk di kursi
Hujan tak jua berhenti
Akupun sabar menanti
Tiba-tiba, orang datang banyak sekali
Ada apa gerangan ini?
Mari masuk pak!, sapa orang itu ramah sekali
Ya pak nanti, sambil pikiranku menari-nari
Pak mari, kenduri sudah mau dimulai
Ooooo ternyata ini acara kenduri
Akupun pakai mantolku lagi
Walau hujan masih turun ke bumi
Kulanjutkan perjalananku ini……lariiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Saat itu di perjalanan pulang bekerja, saya melihat pelangi. Sayapun berhenti dan muncullah tulisan ini.
IBU PERTIWI
Iki puisi, tentang Ibu Pertiwi
Ya…Ibu Pertiwi, bumi ini
Tempat kita pijakkam kaki
Tanpa meminta identitas diri
Ada Wanita, ada laki-laki
Ada nabati, ada hewani
Ya… masih banyak lagi
Tanpa bis akita rinci
Namun semua bisa berkolaborasi
Itulah bumi ini, ibu pertiwi
Merangkul dengan tulus hati
Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, unggu satu hati
Menjadi pelangi
Puisi ini terinspirasi setelah mengikuti upacara perayaan HUT Kemerdekaan RI.
KAWAN
Haiii kawan
Menderita atau melawan
Merdeka atau tanpa harapan
Bebas atau tertawan
Tertunduk lesu atau tatap masa depan
Singsingkan lengan
Angkat senjatamu kawan
Semangat mari bangkitkan
Menuju suatu harapan
Indonesia di jaman keemas an
Ukir prestasimu kawan
Jangan berhenti di tengah jalan
Teruslah ke depan
Yakinlah bahwa ada Tuhan
Sumber harapan dan penghiburan
Inspirasi yang muncul saat saya bangun pagi. Ada rasa malas dan dingin saat mau berangkat bekerja, Kupilih menarik selimutku atau bergegas bangun dan berangkat bekerja untuk menikmati perjalanan dan melihat pemandangan yang indah di pagi hari atau suasana siang sore hari saat pulang.
PUISI PAGI
Puisi pagi
Menemani perjalananku hari ini
Menyusuri perjalananku pagi ini
Menyusuri jalan berliku terjal sekali
Kanan tebing, kiri jurang, dan kali
Waspada dan hati-hati
Di ufuk timur matahari berjemur
Menerangi negeri yang adil dan makmur
Tanah gembur nan subur
Di sana berbagai suku bangsa bercampur
Di sebuah negeri impian adi luhur
Tanpa politisasi
Tanpa intervensi
Tanpa kriminalisasi
Tanpa mementingkan diri pribadi
Mungkin ini bukan hanya mimpi
Ya mimpi... tentang sebuah negeri
GERIMIS PAGI
Pagi ini
Gerimis tipis-tipis
Mengiring perjalanan sang penulis
Ke tempat romantis
Di mana ada interaksi humanis
Ada suasana agamis
Ada suasana humoris
Ya … untuk generasi pewaris
Pewaris negeri ini yang pluralis
MENDUNG
Di sini mendung di sana mendung
Matahari tertutup selubung
Udara dingin bagai mengurung
Aaah… enaknya kalau kemulan sarung
Mau mandi takut perut kembung
Mau pergi takut terpeleset, bukan kesandung
Mulut terkatup tak bersenandung
Aaah… bingung
NGELU
Ngelu….
Kata sang guru siang itu
Cuaca yang tiada menentu
Hujan, panas, datang tak memberitahu
Menerjang ke segala penjuru
Menusuk sampai ke relung-relung kalbu
Ngelu…..
Gejala flu
Hidung buntu
Mata sendu
Tulang linu
Huhuhuhuhuhuhuhuhuhuhu
SIK EPNTING HEPPIII...
Siang ini panas sekali
Menusuk-nusuk sampai ke ulu hati
Keringat mengalir mbanyu mili
Basah sekujur tubuh ini
Mau mandi… tak hobi
Minum es…takut flu lagi
Nyalai kipas angin… kayak sate sapi
Nyalain AC… belum beli
Ya… syukuri dan nikmati
Segala pemberian Sang Ilahi
Tersenyum dan tertawa hihihi, tapi jangan medeni
Agar semakin indah dunia ini
PAGI, CERAH, MERAH
Pagi nan cerah
Matahari merekah
Warnanya merah
Hangatnya menggugah
Mencairkan aliran darah
Umat-umat Allah
Yang terlelap di bilik-bilik rumah
Saatnya mencari nafkah
Saatnya bersekolah
Jangan ogah
DINGINNYA PAGI
Tatkala ayam jantan bernyanyi
Kubuka mata ini
Oh… jam empat pagi
Kubuka selimut dan wiiiiii, dingin sekali
Ah… selimutan lagi
Ehhh… tugas menanti
Membangun negeri ini
Lewat anak-anak negeri
Yang Kau percayakan kepada kami
Semoga Tuhan memberkati
Walau berangkat tak mandi
Yang penting sikat gigi
Hiiiiiiiiiiiiii…
MENGHITUNG WAKTU
Waktu terus berlalu
Detik demi detik
Menit demi menit
Jam demi jam
Hari berganti hari
Minggu berganti minggu
Bulan berganti bulan
Triwulan berganti triwulan
Semester berganti semester
Tahun berganti tahun….
………………………….
Kapan rampunge….
Kesel
Malam hari di mana suasana sepi, saya minum kopi sambil mendengarkan suasana malam, lalu munculah inspirasi ini.
PUJIAN MALAM
Secangkir kopi
Menghangatkan malam nan sepi
Mengusir dingin yang menusuk sanubari
Mengingatkan betapa agung kuasa Sang Ilahi
Malam kian larut
Kelopak mata kian berkerut
Sinar bola matapun kian surut
Seolah mengajak tuk sembunyi di balik selimut
Sebelum mata benar-benar terpejam
Alunan suara jangkrik memekik tajam
Seolah tak ingin larut dalam gelap malam
Berdendang memuji sang pencipta alam
Ahhhh… ada yang ngorok
Ehhh…ternyata kodok
Berdendang sambal jongkok
Rrrooookokkkkk… rookkok
Malam hari aku terbangun dari tidur kira-kira jam satu dini hari. Saya mencoba tidur lagi namun tidak bisa. Akhirnya muncullah inspirasi ini daripada gabut tidak bisa tidur.
CERPEN PAGIKU
Malam ini dingin menusuk kalbu
Terlelap aku dengan selimut tebalku
Tanpa kelambu
Tanpa kehangatan api di tungku
Kuterjaga, terusik teriakan ayam jagoku
Oh pagi tiba, gumamku
Kulirik jam dindingku
Ah baru jam satu
Ku tatap ayam jago di kandangku
Eh ia tertawa mengejekku
Seolah berkata, "Kena kamu. '
"Sudah pagi bos, tapi boong huhuhuhu"
Ejek ayamku, sambil mengepakkan bulu.
Dalam sedikit jengkelku
Kuambil senapan di balik pintu
Kuarahkan tepat ke ayamku
Esok hari jadi sarapan pagiku
Kulihat gemetar ayam jagoku
Keringat dingin mengucur dibulu
Dan..., Dorrrrr bunyi senapanku
Ayamku meloncat dan berteriak "Mati aku"
Hahahaha.... tapi boong, kataku
Senapanku tanpa peluru
Kataku, "Kita impas satu-satu "
Ayamku tersenyum tersipu malu
Ah kamu lucu, kata ayamku
Kamu juga lucu, kataku
Hahahahaha... Kami tertawa seribu
Eh... Lebih satu
Kamipun larut dalam lucu... huhuhuhu
Sampai lupa lanjutkan tidurku
Terima kasih
Salam lucu
Huhu
Itulah hasil inspirasi perjalanan saya yang berbentuk puisi.
Terima kasih dan semoga menginspirasi!
Tuhan memberkati.
NB :
Yang berbentuk lagu dapat dilihat di chanel youtube saya giri minion wijaya, salah satunya
adalah https ://youtu.be/8EToXo2VmJ4?si=V7h4oDmm3LJUjGQu
Lagu ini terinspirasi menikmati indahnya malam dengan bulan yang bersinar cerah kala itu.