Oleh: Monica Nirwasita Agnimaya (Kelas 5A)
Pada hari Rabu, 27 Agustus 2025, saya dan teman-teman kelas 5, serta adik-adik kelas 2 dan 3 mengikuti sosialisasi anti perundungan. Narasumbernya adalah Arie Garda Nand Jaya, M.Psi., Psikolog, atau akrab dipanggil Mas Arie. Mas Arie ini adalah seorang psikolog yang bertugas di Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) Kenari Kota Yogyakarta. Tempat mas Arie bekerja ini adalah lembaga yang memberikan layanan psikolog secara gratis dari Pemerintah Kota Yogyakarta bagi warga Kota Yogyakarta yang membutuhkan.
Mas Arie sangat senang saat mendapat kesempatan datang ke SD Marsudirini Yogyakarta dan berbicara tentang anti bullying atau anti perundungan. Mengapa? “Karena seringkali di antara kita belum bisa membedakan apakah yang kita lakukan itu hanya sekedar gurauan atau sudah termasuk perundungan”, jelas Mas Arie.
Di hadapan anak-anak, Mas Arie menjelaskan apa itu perundungan dan apa dampak jangka panjangnya. Bullying atau perundungan adalah perilaku yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang terhadap orang lain. Perundungan ada 4 jenis. Yang pertama yaitu perundungan secara verbal atau menggunakan perkataan yang tidak baik. Yang kedua adalah perundungan fisik. Bullying yang menggunakan fisik biasanya seperti memukul atau menendang teman. Selanjutnya adalah bullying sosial. Biasanya bullying ini dilakukan secara berkelompok untuk mengucilkan teman atau merendahkan teman. Yang terakhir yaitu cyber bullying. Perundungan ini biasanya ada di media sosial. Tidak hanya di media sosial, cyber bullying juga ada di game. Contohnya game Roblox, karena didalam game tersebut banyak sekali permainan yang membuat otak kita rusak.
Hal-hal di atas adalah beberapa contoh tindakan perundungan. Selanjutnya mas Arie menerangkan dampak perundungan bagi korban. Dampaknya yang pertama korban menjadi trauma. Kedua, korban menjadi takut. Ketiga, korban bisa menjadi stres. “Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mencegah bullying?”, tanya Mas Arie. Yang pertama, kita harus menemani korban. Yang kedua, jika kita menjadi korban atau menyaksikan tindakan perundungan kita harus berani jujur dan jangan diam. Jika tindakan perundungan terjadi di sekolah, segera laporkan kepada guru. Itu adalah cara mencegah dan menghentikan bullying. Oh ya, ada satu kalimat dari Mas Arie yang membuat saya sangat terkesan yaitu “Seorang pembully hidupnya itu tidak akan bahagia”. Demikian cerita pengalaman saya mengikuti sosialisasi perundungan di SD Marsudirini.